Apakah di dalam keluarga itu Kompasianer termasuk yang terbuka saja perihal kondisi keuangan? Bagaimana cara mengomunikasikannya? Apakah sesederhana "belinya nanti dulu, ya, setelah Ayah ada uangnya?"Â
Nah, bagaimana tanggapan Kompasianer mengenai permasalahan seperti ini? Apakah ada punya pengalaman serupa sehingga bisa dibagikan kepada pembaca lainnya? Selain itu, adakah tips maupun kiat yang bisa dilakukan guna terbuka masalah keuangan dengan sesama anggota keluarga? Silakan tambah label Bahas Keuangan Keluarga (menggunakan spasi) pada tiap konten yang dibuat.