Mohon tunggu...
David Herdy
David Herdy Mohon Tunggu... Penulis lepas

Penulis lepas yang aktif menulis fiksi dan non fiksi tema ruang publik sebagai bagian dari narasi ingatan kolektif. "Menulis adalah upaya kecil untuk mengabadikan pikiran sebelum ia lenyap. Karena ide tak punya kaki, kecuali kutuliskan."

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hari Pertama Masuk Sekolah: Saya Guru Baru, Tapi Murid Saya Lebih Siap dari Saya

7 Juli 2025   20:05 Diperbarui: 7 Juli 2025   18:28 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengatasi Gugup Di Hari Pertama Mengajar | Dok Foto https://disdikbud.acehtengahkab.go.id

Saya sudah menyiapkan RPP, seragam rapi, dan senyum terbaik. Tapi tetap saja gugup. Ternyata, jadi guru di hari pertama sekolah juga penuh kejutan.

Hari pertama masuk sekolah adalah hari yang bikin deg-degan. Tapi kali ini saya bukan muridnya,saya gurunya. Dan saya justru yang lebih gugup.

Jadi Guru Baru di Hari Pertama Masuk Sekolah Ternyata Bukan Hal Mudah


Setelah dinyatakan lulus seleksi PPPK dan mendapat penempatan, saya resmi menjadi guru di sebuah sekolah dasar negeri di pinggiran kota.

Hari pertama saya mengajar jatuh di minggu pertama tahun ajaran baru, bertepatan dengan Hari Pertama Masuk Sekolah.

Saya datang lebih pagi. Saya pakai seragam batik yang disiapkan dari malam. RPP sudah dicetak, alat tulis lengkap, bahkan sepatu saya sempat saya semir.

 Tapi tetap saja, dada ini berdebar. Apakah saya akan diterima oleh murid-murid? Apakah saya cukup siap?

Semua persiapan tak serta merta menghapus perasaan canggung sebagai guru baru.

Murid-Murid Datang Lebih Pagi, Duduk Lebih Tenang, dan Menatap Lebih Penuh Harap

Saya pikir saya yang paling pagi tiba. Ternyata tidak. Beberapa murid sudah duduk rapi di dalam kelas, sebagian berdiri menyambut saya di depan pintu. 

Ada yang senyum malu-malu, ada yang langsung bilang, "Ibu guru baru, ya?"

Mereka datang dengan semangat yang tak saya duga. Tas mereka penuh alat tulis, wajah mereka cerah, dan sebagian sudah mencatat nama di buku catatan. Saya merasa disambut oleh anak-anak yang lebih siap daripada saya.

Mereka tidak menanyakan latar belakang saya. Mereka tidak peduli saya guru baru. Yang mereka butuhkan hanyalah satu hal: saya hadir dan siap membersamai mereka belajar.


Bukan Saya yang Menyambut Mereka, Tapi Mereka yang Menenangkan Saya


Di jam pertama, saya mencoba perkenalan. Suara saya sempat bergetar.

 Tapi ketika salah satu murid menyeletuk, "Ibu suaranya lembut, saya suka," saya langsung tersenyum. Saya tahu, saya diterima.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun