Uang dan Keluarga, dua hal yang sangat menarik untuk dibahas, bukan untuk diadu. Sebab uang itu sebenarnya bukanlah segala-galanya, namun segala-galanya tak bisa ada tanpa uang.Â
Demikian pun keluarga bukanlah segala-galanya, tetapi segala-galanya ada karena keluarga. Antara keluarga dan uang seperti sekeping mata uang dengan dua sisi yang berbeda, namun saling membutuhkan dan melengkapi.
Dalam Kitab Suci agama Kristen dikatakan "Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka" (1 Tim 6: 10).
Dan ditempat yang lain lagi dikatakan, "Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu." (Ibr 13:6a).
Robert T. Kiyosaki dalam buku 'Rich Dad's Conspiracy of The Rich'Â mengawali tulisannya dengan sebuah pertanyaan yang menggugat apa yang dikemukakan kitab suci di atas, "Apakah kecintaan akan uang adalah akar semua kejahatan? Â Atau ketidaktahuan akan uanglah yang merupakan akar dari semua kejahatan?"
Kata Kiyosaki, siapa pun kita, entah kaya atau miskin, terdidik atau tidak terdidik, anak-anak atau orang dewasa, pensiun atau bekerja, kita semua menggunakan uang. Suka tidak suka, uang punya pengaruh luar biasa atas kehidupan manusia terutama dalam dunia dewasa ini (Kiyosaki, 2009: 3).
Karena itu menarik bahwa Kompasiana mengangkat topik Uang dan Keluarga untuk menjadi bahan diskusi bersama pada platform kecintaan kita.Â
Maka tulisan singkat ini akan menyajikan alasan pentingnya keterbukaan masalah uang dalam keluarga, dan selanjutnya memberikan beberapa tips atau kiat yang bisa dipraktekkan guna terbuka masalah keuangan dengan sesama anggota keluarga.
Masalah Uang dalam Keluarga
Sekali lagi antara uang dan keluarga tak dapat dipisahkan, meskipun tidak segala-galanya.Â
Setiap suami patut menyadari bahwa banyak istri yang mengalami depresi oleh sebab masalah keuangan. Demikian pun banyak suami dan ayah mengalami stres karena tuntutan keuangan dalam keluarga.