Memulai usaha bersama keluarga atau pasangan menawarkan banyak kelebihan: kepercayaan yang sudah terbangun, ikatan emosional, dan visi hidup yang selaras. Namun, kerjasama erat ini juga rentan menimbulkan konflik dari perbedaan gaya kerja hingga pencampuran urusan bisnis dan urusan hati. Tulisan ini mengupas strategi praktis untuk merancang kemitraan bisnis dalam lingkup keluarga yang produktif dan minim drama.
1. Definisikan Peran dan Ekspektasi Sejak Awal
Pentingnya Job Description yang Jelas
Tanpa kejelasan peran, tugas menumpuk di satu pihak sementara pihak lain merasa kurang dihargai. Solusinya: susun "job description" tertulis siapa bertanggung jawab atas pemasaran, siapa mengelola keuangan, siapa urus produksi, dan seterusnya.
Kesepakatan Target dan Visinya
Berbincang terbuka mengenai tujuan jangka pendek dan jangka panjang memastikan semua pihak bergerak seirama. Apakah target Anda melebarkan jaringan distribusi dalam 6 bulan, atau mencapai break-even dalam setahun? Penetapan KPI (Key Performance Indicators) sederhana akan memudahkan evaluasi rutin.
2. Komunikasi Terbuka Tanpa Sisi Emosional Berlebihan
Rapat Berkala dengan Agenda Terstruktur
Alih-alih diskusi santai yang bisa melebar ke hal-hal pribadi, terapkan rapat mingguan dengan agenda jelas: laporan progres, kendala, dan perencanaan. Catat semua poin, sehingga keputusan diambil secara rasional.
Aturan "Time-Out"