Mohon tunggu...
R. Syarani
R. Syarani Mohon Tunggu... pesepeda. pembaca buku

tentang hidup, aku, kamu dan semesta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Desiderium Solitarium

7 Juli 2025   12:38 Diperbarui: 7 Juli 2025   12:38 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: depositphotos.com 

Rentetan hujan rupanya masih berterus hingga Juli, adakalanya panas setengah hari untuk median disaput derai hujan saat sore hari.  Walau bisa jadi tiba-tiba deras datang tanpa perlu memberikan pratanda. Arunika yang tertahan di teras Taksa sore itu adalah efek dari musim yang tak bisa diduga sama sekali pergerakannya.

Mungkin lima menit menikmati jatuhnya buliran air dari talang yang bocor, sebelum matanya tertumbuk pada sepeda merah yang terlapis debu tipis di pojok kanan teras itu.

"Ga dipake lagi, Ksa?"

Yang ditanya menggeleng, sambil tetap menatap hujan, sementara kedua tangannya tertumpu pada pagar besi yang membatasi dengan halaman.

"Kenapa?"

Sekarang matanya menatap Arunika, menghembuskan napasnya pelan.

"..Ka, aku tak termaafkan kah?"

Arunika menatapnya bingung.

"Kamu kenapa, Ksa?"

"Aku kehilangan imajinasi, Ka.."

Perempuan itu hanya diam menatap lelakinya.  Menunggu..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun