Kita tidak akan tahu seperti apa kehidupan kita kedepannya. Di sebuah kios sederhana di Kecamatan Kaliwungu, Kendal aroma kue pancong menyeruak dari sebuah kios berwarna ungu dengan label Doyan Pancong. Di balik kios yang sederhana ini, berdiri sepasang suami istri muda yang saat ini tengah merintis sebuah usaha kue pancong lumer. Mereka adalah Muhammad Ghozy Al Hakim (24), lulusan Teknik Elektro Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), dan sang istri Enny Putri Ayu Wijayanti (24), lulusan Akuntansi Universitas Stikubank Semarang (UNISBANK).
Keduanya merupakan alumni perguruan tinggi dengan latar belakang yang jauh dari dunia kuliner. Namun siapa sangka, dari tangan ajaib merekalah kue pancong lumer tersebut menjelma menjadi bisnis yang terus berkembang sejak Maret 2023 hingga saat ini. Mereka sangat kompak membangun bisnis Doyan Pancong ini dari nol, mulai dari tekad mandiri secara ekonomi sebelum mereka menikah hingga saat ini sudah menjadi pasangan suami istri.
"Motivasi awal membuat usaha pancong lumer dan membuat brand Doyan Pancong tersebut karena melihat peluang di lokasi awal buka masih belum ada yang jualan kue pancong lumer. Pada tahun 2022 atau 2023 ada makanan viral kue pancong lumer. Sebelumnya karena saya kuliah di UNS dan disana banyak yang jualan kue pancong lumer, saya tertarik untuk mencoba dan ternyata rasanya enak,” ujar Ghozy ketika menyampaikan motivasi awal membuka usaha Doyan Pancong.
Awal mula sebelum mereka memutuskan untuk membuka usaha kue pancong pastinya sudah mencoba beberapa resep untuk menemukan cita rasa khas dari Doyan Pancong itu sendiri. Modal awal yang mereka miliki sekitar 10 juta rupiah. Dengan modal tersebut, digunakan untuk pembuatan booth container sekitar 5-6 juta rupiah serta sisanya untuk membeli peralatan dan bahan kue pancong. Outlet pertama Doyan Pancong yang mereka buka letaknya berada di Kaliwungu, Kendal tepatnya di sebelah timur bank BNI Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah.
“Ketika grand opening, kami membuat adonan sekitar 3 kilogram. Dengan membuat adonan sebanyak 3 kilogram itu, dapat menghasilkan 80 sampai 100 porsi kue pancong per hari nya,” Ghozy menceritakan berapa banyak adonan yang dibuat ketika grand opening. Doyan Pancong sendiri memiliki sekitar 12 sampai 15 varian yang mereka sediakan untuk para pembeli Doyan Pancong tersebut.
Dari sekitar 12 sampai 15 varian yang mereka tawarkan mulai dari red velvet, greentea, tiramisu, hingga choco crunchy, Ghozy menyebutkan bahwa yang paling laris tetap choco crunchy. “itu merupakan best seller kami, pelanggan suka varian tersebut karena tekstur yang renyah di luar dan lembut di dalam, ditambah topping yang kami berikan sangat melimpah.”
Mereka merupakan pasangan muda yang pastinya disitu mereka tahu tren apa yang sedang ramai di sosial media, dan mereka mencoba untuk mengaplikasikan ke produk mereka. Kini, Doyan Pancong sudah memiliki tiga outlet yang tersebar di beberapa titik yaitu Kaliwungu, Srogo, dan Sokaraja. Tidak hanya itu, sejak akhir tahun 2024 mereka sudah mulai membuka sistem kemitraan. Apakah dari usaha mereka untuk membuat sistem kemitraan tersebut ada hasilnya? Tentu saja usaha mereka membuahkan hasil, satu mitra telah resmi bergabung dan membuka outlet di daerah Sokaraja, Banyumas. Ghozy menyampaikan bahwa dalam waktu dekat ini mereka akan membuka satu outlet baru lagi di daerah Universitas Negeri Semarang (UNNES).
Dalam manajemen harian, mereka saling kerjasama. Ghozy fokus pada operasional bisnis, seperti membuat adonan, menjalankan promosi, menciptakan inovasi produk, serta menyusun laporan harian serta laporan bulanan. Sedangkan Enny bertanggung jawab dalam hal keuangan secara nyata, mulai dari mengatur perputaran uang, mencatat keuntungan, hingga mengelola belanja harian. Dengan adanya pembagian tugas, tidak memungkiri satu sama lain saling membantu ketika salah satunya mengalami kewalahan.
Menurut mereka, latar belakang pendidikan tetap akan menjadi bekal penting karena akan mempengaruhi dalam kematangan pola pikir sehingga akan mempengaruhi juga dalam menjalankan suatu bisnis atau usaha. Ghozy dan Enny menyampaikan bahwa kita harus menentukan tujuan kedepannya akan seperti apa, kemudian tingkatkan skill yang kita miliki untuk mencapai tujuan tersebut meskipun pada akhirnya tidak sesuai dengan jurusan kita saat ini, hal terpenting adalah memiliki skill supaya bisa menghasilkan uang.
Cerita Ghozy dan Enny merupakan kisah tentang bagaimana keberanian untuk melangkah di jalur yang tidak biasa. Dari jurusan teknik dan akuntansi, mereka meracik harapan dan semangat menjadi sebuah rasa manis yang kini sudah dikenal banyak orang. Dari rangkaian listrik, mereka merangkai mimpi bersama. Dan dari kue pancong, mereka membuktikan bahwa usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil.