Tren wisata keluarga berbasis alam dan spiritualitas lokal kini makin diminati, terutama pasca-pandemi. Salah satu bentuk wisata yang kini semakin dilirik adalah wisata air terjun, terutama di kawasan yang memiliki kekayaan topografi seperti Kabupaten Jepara. Selain terkenal dengan Karimunjawa dan ukiran kayunya, Jepara juga menyimpan potensi besar dari air terjun alamnya. Segmen wisata yang belum sepenuhnya digarap secara optimal sebagai destinasi wisata halal dan edukatif keluarga.
Air terjun menawarkan kesegaran visual dan spiritual dalam satu paket. Air yang jatuh dari ketinggian, pepohonan rindang, suara alam yang alami, dan nuansa ketenangan membuat air terjun menjadi ruang kontemplatif yang tepat bagi keluarga. Di sinilah letak peluang besar pengembangan wisata halal, yang tidak semata mengacu pada kuliner atau akomodasi bebas non-halal, tetapi pada ekosistem wisata yang menjaga nilai kesucian, kenyamanan, dan kebersamaan.
Salah satu destinasi utama yang kini mulai populer adalah Air Terjun Jurang Manten atau Jurang Nganten di Desa Tanjung, Kecamata Pakisaji. Nama "Jurang Manten" bukan sekadar penanda geografis, tetapi memiliki makna historis dan spiritual dari kisah sepasang pengantin yang tak direstui orang tuanya. Mitos ini bisa dikemas sebagai narasi edukatif dalam bentuk storytelling wisata keluarga---bahwa cinta, restu, dan alam memiliki kaitan erat dalam kehidupan manusia.
Keindahan Air Terjun Jurang Manten terletak pada suasananya yang masih alami dan damai. Keasrian yang ditawarkan sangat ideal untuk wisata keluarga yang mencari tempat untuk menenangkan diri dari rutinitas kota, namun membutuhkan kekuatan menyusuri jalan sempit perbukitan. Jika dikelola dengan pendekatan halal, kawasan ini bisa menghadirkan musala alami di sekitar air terjun, pemandu wisata maupun petunjuk pendakian, serta produk UMKM halal lokal dari masyarakat Pakisaji.
Air terjun bukan hanya jatuhnya air dari ketinggian, tetapi aliran ketenangan yang membawa jiwa kembali pada keheningan. Di Jepara, setiap gemericik air menjadi doa alam bagi keluarga yang ingin menyatu dengan ciptaan-Nya dalam wisata halal yang menyejukkan.
Kemudian, Air Terjun Banyu Anjlok di Desa Somosari, Kecamatan Batealit, menawarkan sensasi petualangan yang berbeda. Bagi keluarga yang menyukai tantangan, jalur menuju air terjun ini penuh dengan trek alami yang menantang namun menyegarkan. Ini bisa dikembangkan sebagai "wisata halal adventure" dengan prinsip zero waste dan pelatihan outdoor education, di mana nilai-nilai kebersamaan dalam keluarga bisa ditanamkan melalui petualangan yang bernuansa Islami.
Dari sudut pandang ekonomi kreatif, lima air terjun ini bukan hanya sebagai objek wisata, tetapi juga bisa menjadi titik tumbuh ekosistem ekonomi lokal. Masyarakat desa dapat dilibatkan dalam penyediaan jasa pemandu halal, penyewaan perlengkapan wisata syariah, warung halal dengan konsep eco-food, hingga pelatihan narasi wisata Islami berbasis sejarah lokal dan mitologi.
Penting juga disadari bahwa wisata air terjun ini dapat memperkuat konsep halal green tourism, yakni wisata yang tidak hanya sesuai syariah, tapi juga ramah lingkungan dan membangun kesadaran spiritualitas ekologis. Jepara dapat menjadi pionir kabupaten wisata halal berbasis air terjun di Indonesia, jika pemda setempat mau membuka skema kerjasama dengan kampus, komunitas, dan pelaku UMKM lokal.