Saat kami pertama kali datang ke Desa Jagul untuk melaksanakan KKN, kami menyadari satu hal penting: para remaja di desa ini sangat aktif menggunakan media sosial, tapi sayangnya belum semua memahami risiko dan etika digital. Dari obrolan kecil dengan beberapa warga dan kader posyandu, lahirlah ide untuk mengadakan kegiatan sederhana yang bermakna sebuah sosialisasi bertema "Remaja Bijak dalam Bermedia Sosial" yang menjadi bagian dari program Posyandu Remaja di desa ini.
Kami tahu, literasi digital bukan lagi kebutuhan tambahan, tapi keharusan, apalagi di era informasi yang bergerak cepat. Berbekal semangat itu, saya dan teman-teman menyusun konsep kegiatan yang tidak hanya informatif, tapi juga interaktif dan menyenangkan bagi para peserta. Kami ingin menciptakan ruang aman bagi para remaja untuk saling berdiskusi, berbagi keresahan, dan belajar bersama soal bagaimana seharusnya bermedia sosial dengan bijak.
Acara ini berlangsung di Gedung Serbaguna Desa Jagul pada tanggal 15 Juli 2024. Yang membuat kegiatan ini istimewa adalah kehadiran Puteri Pemberdayaan Perempuan Indonesia 2023 sebagai narasumber. Ia bukan hanya menyampaikan materi, tapi juga memberikan inspirasi kepada para peserta tentang bagaimana media sosial bisa menjadi alat pemberdayaan, bukan sumber masalah. Kami melihat wajah wajah remaja yang sebelumnya tampak pasif menjadi antusias bertanya dan menceritakan pengalaman mereka sendiri.
Kegiatan ini membahas banyak hal dari bahaya penyebaran hoaks, pentingnya menjaga privasi, etika dalam berkomentar, hingga dampak psikologis dari kecanduan media sosial. Semua dibahas dengan bahasa ringan dan penuh empati. Kami juga menyelipkan games dan sesi refleksi singkat yang membuat suasana cair dan menyenangkan.
Bagi saya pribadi, ini bukan hanya kegiatan KKN biasa. Ini adalah bentuk nyata pengabdian: menghadirkan kearifan sederhana yang berdampak. Saya percaya, jika remaja diberikan kepercayaan dan pendampingan yang tepat, mereka bisa menjadi agen perubahan yang luar biasa. Kami pulang dari kegiatan itu dengan hati yang penuh bukan karena keberhasilan menyelenggarakan acara, tapi karena kami melihat bahwa apa yang kami lakukan benar benar diterima dan dirasakan manfaatnya oleh warga, terutama para remaja.
Melalui kegiatan ini, saya belajar bahwa perubahan tidak harus besar dan megah. Cukup satu ruang diskusi, satu kelompok remaja yang didengar, dan satu niat tulus untuk berbagi itu sudah bisa menjadi benih kearifan nyata di tengah masyarakat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI