Mohon tunggu...
Laksmi Dewi Dasi
Laksmi Dewi Dasi Mohon Tunggu... Mahasiswa di bidang pendidikan

Semoga tulisan saya bermanfaat!

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Ancaman Tersembunyi dari Amonia dalam Darah : Penyakit Hati Kronis

7 Juli 2025   16:19 Diperbarui: 7 Juli 2025   15:18 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Tahukah kalian bahwa hati adalah salah satu organ paling penting di dalam tubuh manusia. Hati bukan sekedar tempat metabolisme berlangsung namun juga sebagai organ vital yang berfungsi untuk menyeimbangkan kondisi biologis di dalam tubuh. Hati merupakan salah satu organ vital manusia yang memiliki peran penting dalam menjaga metabolisme dan fungsi biologis, khususnya dalam membuang atau membersihkan tubuh dari limbah sisa metabolisme. Saat kita membicarakan manfaat hati bagi tubuh, kita akan menyadari betapa penting peran organ ini. Walaupun tidak bisa kita lihat langsung dengan mata bagaimana hati bekerja di dalam tubuh, namun fungsi hati sangat besar dan pengaruhnya bisa kita rasakan setiap hari. Misalnya, dalam kehidupan sehari-hari kita mengonsumsi makanan berpengawet  yang dapat berisiko  berbahaya bagi tubuh, di sinilah tugas hati sebagai penawar atau penyaring racun alami di dalam tubuh. Hati akan berusaha untuk menetralisir zat-zat berbahaya yang masuk ke dalam tubuh sehingga tubuh masih bisa bertahan. Hati memiliki peran besar dalam membersihkan racun, menyimpan energi, dan juga membantu tubuh melawan penyakit yang ada sehingga menjaga kesehatan hati adalah hal yang sangat penting untuk dilakukan terutama bagi anak-anak yang tubuhnya masih terus tumbuh dan berkembang ke depannya. Apabila seseorang tidak memberikan perhatian yang lebih pada gaya hidup sehat maka tidak menutup kemungkinan dapat meningkatkan risiko munculnya penyakit hati.

Di dalam kehidupan sehari-hari, pernahkah kalian memperhatikan terdapat seorang anak yang tampak sehat tiba-tiba menjadi lesu, linglung, kejang dan bahkan kehilangan kesadarannya? Apakah hal tersebut hanya dikarenakan akibat kelelahan biasa saja, atau ada sesuatu yang lebih dalam yang sedang terjadi di dalam tubuhnya? Pertanyaan-pertanyaan ini bisa muncul apabila seorang anak menunjukkan gejala-gejala penyakit hati kronis yang mengkhawatirkan dan tidak dapat dijelaskan. Apabila kalian melihat ada anak yang mengalami kondisi seperti pada narasi, penting untuk segera dilakukan pemeriksaan sedini mungkin karena bisa saja kondisi tersebut merujuk pada penyakit hati kronis pada anak. Penyakit hati kronis adalah penyakit yang disebabkan karena adanya kerusakan pada fungsi hati. Salah satu penyebab yang jarang disadari namun sangat berbahaya adalah karena adanya peningkatan kadar amonia dalam darah yang bisa menjadi racun mematikan ketika hati tidak mampu bertugas dengan baik. Amonia dan hati memiliki hubungan yang sangat erat karena hati berperan penting dalam mengolah amonia agar tidak menumpuk dan menjadi racun bagi tubuh. Apabila terjadi peningkatan kadar amonia yang drastis maka akan menjadi komplikasi serius yang bisa berdampak berbahaya bagi tubuh. Pada artikel ini akan dibahas mengenai hubungan antara kadar amonia dan penyakit hati terkhusus pada anak-anak secara sederhana.

Anak-anak termasuk kelompok yang rentan terkena berbagai penyakit karena sistem kekebalan tubuh mereka masih di tahap yang berkembang. Kondisi tubuh mereka masih sangat sensitif terhadap perubahan yang ada. Penyakit hati kronis bisa timbul ketika hati mengalami kerusakan dan hati tidak dapat memperbaiki dirinya yang membuat jaringan hati berubah menjadi jaringan parut. Apabila kondisi ini tidak segera ditangani, maka akan makin memperburuk kondisi hati, jaringan parut (fibrosis) nantinya bisa berkembang menjadi sirosis yaitu kondisi sebagian besar hati telah dipenuhi jaringan parut sehingga hati kehilangan fungsinya. Kondisi ini menyebabkan hati tidak bisa menjalani fungsinya sebagaimana mestinya akibat adanya kerusakan, salah satunya tidak menjalankan fungsinya sebagai penawar racun akibat adanya amonia. Amonia yang ada di dalam tubuh berasal dari metabolisme asam amino dan umumnya akan dibawa ke hati untuk diproses dan dibuang melalui siklus urea. Apabila seorang anak mengalami penyakit hati kronis maka terjadi penumpukan amonia di dalam tubuhnya karena hati tidak mampu untuk mengolah dan membuangnya melalui siklus urea yang ada. Adapun gejala peningkatan kadar amonia dalam darah terkhusus pada anak yaitu anak tidak bisa fokus (anak seperti bingung mendadak dan linglung), anak menunjukkan perubahan perilaku yang drastis seperti mudah marah atau sering gelisah, terjadi kejang dan penurunan kesadaran, nafsu makan menurun, anak sering lemas dan lesu, serta munculnya bau nafas khas seperti bau logam (bau amonia). Apabila anak sudah menunjukkan gejala-gejala tersebut, penting untuk segera melakukan pengecekan kondisi tubuh anak untuk meminimalisir komplikasi yang ada. Penumpukan amonia pada darah merupakan salah satu tanda adanya suatu masalah pada organ hati dan perlu segera ditindak lanjuti. Selain terjadi penumpukan amonia dalam darah, adanya kerusakan hati menyebabkan produksi protein bisa terganggu, peningkatan tekanan darah dalam pembuluh hati, hingga menyebabkan pendarah saluran cerna.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, penumpukan amonia terjadi akibat hati tidak bisa menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya. Apabila kita telusuri lebih lanjut, kondisi penumpukan amonia ini disebabkan karena adanya hubungan antara metabolisme asam amino dengan gangguan pada siklus urea di hati. Pada saat asam amino dipecah dalam metabolisme protein maka akan dihasilkan suatu limbah nitrogen. Kelebihan nitrogen diubah menjadi bentuk amonia (NH4+) dan harus dikeluarkan dari tubuh karena bersifat toksik atau beracun bagi tubuh manusia melalui siklus urea. Jika, kita perhatikan keseluruhan reaksi dalam siklus urea yaitu sebagai berikut:  

NH4+ + HCO3- + H2O + 3 ATP + aspartat → urea + 2 ADP + AMP + 2 Pi + PPi + fumarat

Berdasarkan reaksi tersebut, bisa diperhatikan amonia yang dibawa dari hasil metabolisme asam amino akan diubah menjadi urea pada siklus urea di hati. Selanjutnya, hasil urea tersebut kemudian diekskresikan dalam aliran darah dan diambil oleh ginjal untuk diekskresikan ke dalam urin. Apabila diperhatikan secara lebih detail, hati memiliki peran kunci untuk mengubah amonia di awal menjadi urea untuk menurunkan dampak toksisitas amonia itu sendiri sebelum dibuang oleh ginjal melalui urin. Pada anak-anak yang memiliki kerusakan hati akibat adanya penyakit hati kronis, hati tidak bisa bekerja dengan baik sehingga memberi gangguan pada kerja siklus urea atau dengan kata lain siklus urea tidak bisa berjalan secara maksimal. Kondisi ini menyebabkan timbulnya kondisi hiperamonemia (penumpukan amonia dalam darah), kondisi ini sangat berbahaya karena akan menyebabkan kerusakan saraf otak apabila tidak segera ditangani dengan benar. Kondisi hiperamonemia atau penumpukan amonia di dalam darah akan menyebabkan peningkatan pembentukan glutamat serta glutamin. Adanya peningkatan kedua hal ini menyebabkan adanya penurunan produksi intermediat siklus asam sitrat. Keadaan ini akan mengakibatkan produksi energi berkurang khususnya di dalam otak. Oleh karena itu, seorang anak yang mengalami penumpukan amonia di dalam tubuhnya akibat adanya penyakit hati kronis akan menunjukkan perubahan perilaku seperti sering tidak fokus bahkan kehilangan kesadaran.

Berdasarkan pembahasan tersebut, hati sebagai salah satu organ vital di dalam tubuh manusia harus dijaga kesehatannya. Menjaga kesehatan hati dapat dilakukan dengan cara menjaga pola hidup sehat, menghindari penggunaan obat-obatan terlarang, dan penting untuk melakukan pengecekan identifikasi sedini mungkin untuk mengetahui lebih awal terkait gejala kerusakan hati yang ada. Selain itu, penyebab adanya penyakit hati pada anak adalah adanya kelainan bawaan atau genetik seperti atresia bilier dan/atau akibat virus seperti hepatitis A, B,C yang umumnya menyerang sel-sel hati. Apabila dalam satu keluarga terdapat pihak yang memiliki riwayat penyakit hati maka pemeriksaan genetik sangat dianjurkan untuk meminimalisir risiko. Selain itu, konseling genetik dengan dokter spesialis juga sangat diperlukan untuk mengetahui informasi terkait risiko penurunan penyakit dan opsi pencegaha yang dapat dilakukan. Penumpukan amonia di dalam tubuh bukan sekedar hal sederhana yang bisa dipandang remeh, namun merupakan suatu racun yang bisa melumpuhkan kapan saja. Pendampingan yang intensif sangat perlu dilakukan kepada anak-anak dengan penyakit hati kronis karena kondisi mereka sangat memerlukan pemantauan rutin, pengaturan nutrisi yang tepat, serta dukungan emosional yang kuat sehingga mereka tetap bisa tumbuh dan menjalani hidup sebaik mungkin. Melalui artikel ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tambahan bagi seluruh pembaca terkait pentingnya menjaga kesehatan hati dan mengetahui lebih awal mengenai ciri dan dampak dari penumpukan amonia di dalam tubuh. Menjaga hati memiliki makna menjaga kehidupan. Semoga melalui artikel ini, kita semua semakin menyadari mengenai pentingnya menjaga kesehatan hati untuk kehidupan lebih sehat ke depannya. Salam sehat semuanya!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun