Mohon tunggu...
Harmoko
Harmoko Mohon Tunggu... Fleksibel

The ability to read and write allows us to learn independently and sustainably. We can continue to expand our knowledge by reading various sources and recording important things that have been learned. In addition to academic aspects, reading and writing is also important for personal progress. The ability to communicate effectively through writing is very important in various aspects of life, such as work, social relations, and self -development.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Rumah Sudah Dibeli, Pengembang Sudah Pergi: Nasib Warga Rumah Subsidi

7 Juli 2025   02:49 Diperbarui: 7 Juli 2025   02:45 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi rumah subsidi(Dok. BP Tapera via KOMPAS.com)

Oleh: Harmoko | Senin, 7 Juli 2025

Ketika Brosur Indah, Tapi Kenyataan Pahit

Dulu, mereka membeli dengan semangat. Ada brosur berwarna-warni yang menjanjikan rumah impian dengan harga subsidi, lengkap dengan mushola, taman bermain, pos keamanan, hingga jalan mulus beraspal. Tapi kini, yang tersisa hanya bangunan berdiri di atas tanah berdebu, tanpa fasilitas, tanpa pengembang, dan tanpa kepastian.

Warga pun saling pandang. Mereka telah membayar lunas uang muka, mencicil KPR dengan disiplin, tapi impian mereka ikut dibawa kabur oleh pengembang yang perlahan "menghilang dari radar".

Inilah kisah nyata yang makin sering terjadi di banyak perumahan subsidi: rumah dibeli, tapi pengembang pergi sebelum janji ditepati.

Pola Lama yang Masih Terjadi

Fenomena ini bukan baru. Banyak warga di perumahan subsidi dari Bekasi, Serang, Sidoarjo, hingga Lampung mengeluhkan hal serupa: setelah semua unit terjual, pengembang tidak menyelesaikan pembangunan fasilitas umum yang dijanjikan.

Fasilitas yang belum (atau tidak) dibangun antara lain:

  • Jalan utama yang masih berupa tanah atau cor semen darurat.
  • Taman bermain yang hanya jadi gambar di spanduk lama.
  • Pos satpam yang tinggal kerangka tanpa atap.
  • Drainase yang belum berfungsi, menyebabkan banjir saat hujan.
  • Mushola dan tempat ibadah yang tidak kunjung muncul.

Pengembang yang awalnya rajin berkomunikasi, tiba-tiba tidak bisa dihubungi. Nomor kantor tak aktif, kantor pemasaran tutup, bahkan proyek tak jelas siapa yang memegang tanggung jawabnya.

Dampaknya: Warga Jadi Korban Ganda

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun