Sebagai pelamar kerja, kita datang bukan hanya membawa curriculum vitae (CV). Kita datang dengan harapan, rasa gugup, bahkan kadang trauma dari pekerjaan sebelumnya. Kita datang bukan hanya untuk diuji, tapi juga untuk didengar. Dan, Human Resource Development (HRD) - sebagai wajah pertama dari sebuah perusahaan - punya kuasa besar untuk menentukan: apakah kantor ini ramah, atau justru menyeramkan sejak langkah pertama.
Dalam bayangan saya, HRD ideal bukan yang selalu memegang alur tanya-jawab layaknya robot: "Ceritakan kelebihan dan kekurangan Anda", "Kenapa resign dari tempat sebelumnya?", "Bisa kerja di bawah tekanan, ya?" Tapi yang membuka sesi interview seperti membuka percakapan dengan sesama manusia. Ada empati, ada jeda untuk benar-benar mendengar.
Kenapa sih, feedback kecil seperti "Maaf belum berjodoh, tapi CV kamu menarik kok" bisa berarti besar? Karena di balik satu klik kirim lamaran, ada puluhan draft surat lamaran yang ditulis sambil memikirkan: "Apa aku cukup layak?" Kadang, tidak ada jawaban itu lebih menyakitkan daripada ditolak dengan sopan.
HRD ideal bukan hanya penjaga pintu masuk perusahaan. Mereka adalah jembatan antara nilai-nilai perusahaan dan nilai-nilai kemanusiaan. HRD ideal tidak membuat kandidat merasa seperti angka statistik, tapi benar-benar memperlakukan mereka seperti calon rekan kerja - manusia yang punya potensi, mimpi, dan ketakutan.
Ada kandidat yang harus bolak-balik interview dengan ongkos sendiri, meninggalkan pekerjaan lama demi panggilan yang tak pasti, bahkan ada yang rela cuti demi satu sesi wawancara. HRD yang baik, sekadar bertanya, "Kamu tadi sempat izin ya dari kantor sebelumnya?" pun bisa membuat pelamar merasa dihargai.
Tentu, ini bukan tentang memanjakan kandidat. Tapi tentang menciptakan pengalaman rekrutmen yang manusiawi. Karena pengalaman pertama dengan HRD sering kali menjadi kesan pertama tentang perusahaan. Jika wawancara saja sudah membuat pelamar merasa tidak didengar, bagaimana mereka bisa percaya bahwa budaya kerja di dalamnya akan lebih baik?
Jadi, kalau kamu sedang menjadi HRD hari ini, ingatlah: pelamar bukan hanya mencari kerja, mereka juga sedang mencari tempat untuk bertumbuh.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI