Cerita yang Dekat dengan Mitos dan Realita
Film ini disutradarai oleh Tommy Dewo dan diproduseri oleh Rocky Soraya. Keduanya dikenal suka mengangkat kisah horor dengan cita rasa lokal. Dan Santet Segoro Pitu benar-benar menegaskan itu.
Ceritanya dimulai dari kehidupan keluarga Sucipto (diperankan oleh Christian Sugiono) di Semarang tahun 1970-an. Setelah menerima kiriman misterius, satu per satu anggota keluarganya meninggal dengan cara yang nggak masuk akal. Dua anaknya yang tersisa, Ardi (Ari Irham) dan Syifa (Sandrinna Michelle), akhirnya mencari tahu penyebabnya.
Dari situlah mereka terseret ke dalam teror ilmu santet laut selatan, yang katanya cuma bisa dipatahkan lewat ritual di tujuh pantai sakral yang dikenal dengan nama Segoro Pitu.
Yang Saya Rasakan Selama Nonton
Dari awal film, suasananya sudah nggak enak. Bukan karena banyak jump scare, tapi karena film ini pintar membangun rasa takut lewat suasana sunyi, lokasi mencekam dan dialog yang terasa nyata. Saya merasa seperti ikut ke dalam cerita, diajak masuk ke kampung, rumah tua, dan pantai berkabut yang jadi latar utama film.
Hal yang bikin tambah merinding adalah penggunaan bahasa Jawa dalam ritual, yang menurut saya justru bikin film ini terasa lebih "asli", lebih lokal dan lebih dalam.
Akting yang Nggak Berlebihan
Ari Irham cukup bisa membawa emosi karakternya sebagai anak yang bingung dan tertekan, sementara Sandrinna Michelle tampil dengan natural yang nggak dibuat-buat. Tapi menurut saya, yang paling gong di film ini justru Sara Wijayant, yang memerankan ibu mereka. Tatapannya, ucapannya, tapi aura mistisnya terasa sampai bangku penonton.
Bukan Horor Biasa! Tapi Punya Isi